Jakarta: Skenario empat poros calon presiden (capres) dinilai menyehatkan demokrasi. Teranyar, muncul wacana poros Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) sebagai capres dan calon wakil presiden (cawapres).
"Dengan skenario itu (empat capres), sistem demokrasi bakal lebih baik dan ini upaya menangkal kecurangan pemilu," kata Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies Jerry Massie kepada Medcom.id, Minggu, 28 Mei 2023.
Jerry mengatakan manfaat lainnya, muncul banyak pihak yang berpotensi menjadi oposisi. Kehadiran oposisi penting dalam mengawal pemerintahan.
"Karena contoh dari 2019, oposisi hanya PKS (Partai Keadilan Sejahtera) dan Demokrat sehingga kontrol sosial sangat lemah," papar dia.
Jerry menekankan menjadi oposisi bukan hal yang memalukan. Sebab, perannya juga penting dalam mendukung kemajuan bangsa.
"Banyaknya koalisi akan memengaruhi roda pemerintahan khususnya untuk membuat dan mengeluarkan sebuah kebijakan," ujar dia.
Selain itu, kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bakal lebih menarik. Seluruh pasangan calon bakal beradu visi dan gagasan sehingga masyarakat punya banyak opsi.
"Jika Airlangga dan Zulhas maju, peluang menang semua calon akan sama besar. Ini yang kita tunggu," ucap Jerry.
Sebelumnya, Airlangga sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian bertemu dengan Zulhas sebagai Menteri Perdagangan di Amerika Serikat. Keduanya hendak menghadiri Indonesia Pacific Economic Framework Ministerial Meeting.
"Ketum Airlangga dan Ketum Zulhas berbincang tipis-tipis menguatkan KIB, sebab Golkar dan PAN memenuhi ambang batas pencalonan pasangan Capres dan Cawapres pada Pemilu Presiden 2024," tulis laman Instagram resmi Golkar pada Jumat, 26 Mei 2023.