Bank Indonesia kembali mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75%. Kebijakan itu diambil seiring dengan ekspektasi melandainya inflasi nasional dan prakiraan nilai tukar rupiah yang terus menguat.
Untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, kembali mempertahankan suku bunga BI7DRR di level 5,7%. Sehingga, suku bunga deposit facility tetap di level 5?n lending facility berada di level 6,5%.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan keputusan menahan BI7DRR sejalan dengan arah kebijakan moneter BI yang preemptive dan forward looking untuk memastikan berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi ke depannya.
“Kebijakan itu sejalan dengan kebijakan moneter yang preemptive dan forward looking,” ucap Perry Warjiyo.
BI optimis, tingkat suku bunga acuan saat ini mampu menurunkan inflasi pasca momentum ramadan dan lebaran ke kisaran 2-4%. Bahkan lebih cepat dari perkiraan awal, September menjadi Agustus 2023.
Sebelumnya, pada 2022 inflasi nasional tercatat 5,51% secara tahunan. Angka itu merupakan tertinggi dalam kurun waktu delapan tahun terakhir. Namun, dengan sinergi dalam pengendalian inflasi, antara BI, Pemerintah Pusat Daerah, lewat TPIP dan TPID, inflasi mencatatkan penurunan hingga 4,33% secara tahunan pada April 2023.
Selain itu, Perry mengatakan langkah menahan BI7DRR sejalan dengan prakiraan BI terhadap nilai tukar rupiah yang akan terus menguat. Hal itu terbukti dengan dengan surplusnya transaksi berjalan dan masuknya aliran modal asing.
Hal itu dipengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan yang menarik. Langkah itu juga dibarengi dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi term deposit valas devisa hasil ekspor (DHE) yang sesuai dengan mekanisme pasar.