Haru Melepas Keberangkatan Jemaah Haji Lansia

Isak tangis dan haru mewarnai keberangkatan para jemaah calon haji lansia Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Keterbatasan fisik dan usia tidak meluluhkan semangat mereka demi memenuhi panggilan Tuhan ke Tanah Suci. 

Beberapa di antaranya tidak bisa berjalan dan harus digendong untuk masuk ke dalam bus pemberangkatan haji di Lapangan Panglegur, Kota Sumenep. Sebagian lansia juga harus dipapah menuju bus diiringi semua sanak keluarga yang mengantar.

Tangis haru terlihat dari ratusan warga yang ikut mengantar. Terutama jemaah yang tergolong berisiko tinggi, serta lansia yang harus berangkat tanpa pendamping. 

Terdapat sembilan calon haji yang harus menggunakan kursi roda, serta terdapat 55 calon haji tergolong risiko tinggi yang berangkat haji 2023 di Kabupaten Sumenep.

Meski tidak ada pendamping, pihak Kementerian Agama menyiapkan tiga tenaga kesehatan di setiap kloter haji. Tenaga kesehatan itu terdiri dari satu dokter dan dua tenaga medis. 

Sementara di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sebanyak 119 calon haji gagal berangkat ke Tanah Suci. Sebagian besar gagal berangkat atau tertunda lantaran belum melunasi biaya perjalanan haji. 

Tidak hanya soal biaya, calon jemaah haji yang gagal berangkat juga diakibatkan berbagai hal di antaranya sakit, hamil, dan meninggal dunia. 

Di Surabaya, tujuh calon haji dari kloter dua gagal berangkat ke Tanah Suci lantaran sakit dan berusia lanjut. Bahkan, salah satu jemaah mengalami dimensia berat sehingga tidak memungkinkan untuk berangkat. 

Selain tujuh calon haji yang gagal berangkat, Poliklinik Asrama Haji Embarkasi Surabaya mencatat ada 30 jemaah haji yang menjalani rawat jalan. Sebagian jemaah kelelahan setelah menempuh perjalanan dari daerah masing-masing menuju asrama haji.