Melalui nota pembelaan, Kuat Ma'ruf, Ricky Rizal, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi seolah saling lomba dan berharap majelis hakim menaruh rasa iba. Ada yang mengutip kitab suci, ada yang frustasi karena dicaci. Pula ada yang menangis mengaku trauma dan hatinya teriris.
Kuat Ma'ruf menyebut dirinya bodoh dan dimanfaatkan oleh penyidik. Sedangkan terdakwa Ricky Rizal sesekali terisak saat menyampaikan pembelaannya. Ricky mengaku tidak pernah tahu akan terjadi pembunuhan terhadap Brigadir J. Tangis Ricky makin pecah saat menyinggung ketiga anaknya.
Ferdy Sambo membuat judul "Setitik Harapan dalam Ruang Sesak Pengadilan" di nota pembelannya. Ia merasa dirinya mengalami tekanan dan frustasi selama berlangsungnya proses hukum. Tidak hanya itu, Putri Candrwathi juga terus mencoba meyakinkan hakim bahwa dirinyalah yang menjadi korban pelecehan seksual Brigadir J.
Melalui pembelaannya, Kuat, Ricky, Sambo, dan Putri saling berlomba dan berharap majelis hakim menaruh rasa iba.
