Tokyo: Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda mengatakan bank sentral global mungkin sudah menghadapi lingkungan ekonomi baru di mana inflasi dan suku bunga tidak akan lagi kembali ke tingkat rendah seperti di masa lalu.
"Sementara faktor pasokan disalahkan atas peningkatan tekanan inflasi global saat ini, faktor permintaan seperti dukungan fiskal dan moneter besar-besaran yang dikerahkan selama pandemi mungkin juga berperan," kata Ueda, dilansir dari The Business Times, Minggu, 4 Juni 2023.
Ia menambahkan beberapa akademisi mengatakan tekanan inflasi global pada akhirnya akan mereda, tetapi yang lain memperingatkan periode inflasi tinggi saat ini bakal mengubah pandangan orang tentang harga.
"Mengingat beberapa pembalikan globalisasi, dan tingkat utang publik dan swasta yang tinggi terakumulasi selama pandemi, suku bunga global mungkin tidak akan kembali ke periode rendah untuk waktu yang lama yang dialami sebelum pandemi," kata Ueda.
"Mungkin sulit untuk menyangkal kemungkinan bahwa kita sudah berada dalam normal baru yang berbeda dari periode sederhana untuk waktu yang lama," tambah Ueda.
Banyak bank sentral, termasuk Federal Reserve AS, telah menaikkan suku bunga secara agresif untuk memerangi lonjakan inflasi yang tiba-tiba dan membandel. BOJ telah mempertahankan suku bunga sangat rendah dengan pandangan bahwa kenaikan inflasi baru-baru ini di atas target dua persen sebagian besar didorong oleh faktor dorongan biaya.
Oleh karena itu akan terbukti bersifat sementara. Ueda menekankan pentingnya menstabilkan ekspektasi inflasi dalam memandu kebijakan moneter. "Pelaku pasar, perusahaan, dan rumah tangga semuanya membentuk ekspektasi inflasi dengan cara berbeda. Harapan mereka juga dipengaruhi pengalaman masa lalu, kondisi psikologis dan komunikasi bank sentral," ucapnya.
Tantangan lain yang dihadapi bank sentral adalah kebutuhan untuk lebih memahami keefektifan dan batasan alat kebijakan moneter mereka yang tidak konvensional, termasuk panduan ke depan. "Akibat peningkatan berbagai perangkat dan juga kemajuan dalam pembuatan kebijakan moneter, bank sentral perlu lebih berhati-hati dalam berkomunikasi," pungkasnya.