NEWSTICKER

Aktivis 98 Gelar Reuni Memperingati 25 Tahun Reformasi

Aktivis 98 Gelar Reuni Memperingati 25 Tahun Reformasi

N/A • 21 May 2023 21:09

Sudah 25 tahun era orde baru berakhir dan digantikan dengan era reformasi. Untuk memperingati itu, para aktivis 1998 menggelar reuni di Jakarta, Minggu (21/5/2023). Selain melakukan reuni, aktivis 98 juga menggaungkan gerakan 98 Peduli yang akan bergerak di bidang kemanusiaan dan sosial.

"Hari ini kita memperingati 25 tahun reformasi yang pertama. 98 peduli ini, kita mengembalikan marwah bahwa dulu kita ini adalah gerakan moral dan kemudian hari ini kita akan melakukan gerakan sosial dan gerakan kemanusiaan. Dalam hal ini, kita tetap melakukan kontrol terhadap kekuasaan," kata Aktivis 98 Mixil Mina Munir, di Jakarta.

Selanjutnya, para aktivis 98 merencanakan untuk merumuskan kembali tujuan mereka bersama-sama bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan. Nantinya, akan ada gagasan-gagasan baru yang tentunya akan diimplementasikan.

"Saya kira setelah kita deklarasi nanti, sekitar Mei, Juni, Juli kita kan running terus untuk merumuskan kembali, sebenarnya titik temunya sudah ada di yayasan 98 peduli," ucap Mixil.

"Kawan-kawan punya visi yang sama bahwa kita bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan berikutnya nanti kita tinggal liat saja bagian dari diskusi gagasan," lanjutnya.

Selain itu, Mixil juga mengatakan, bahwa apa yang pernah terjadi pada 1998 masih sangat melekat di hati mereka, termasuk tragedi hilangnya para aktivis secara misterius pada saat itu.

"Kita pasti masih menanyakan ini kepada Komnas HAM kenapa tidak ada tindak lanjut dari kasus ini. Saya kira pemerintah harus menyelesaikan ini dengan cepat soal kasus pelanggaran HAM. kasus tanah rakyat, kasus korupsi harus diselesaikan semuanya," tegas Mixil.

Dalam acara reuni yang bertajuk halal bihalal tersebut, diadakan pameran foto yang menunjukkan suasana kerusuhan pada 1998. Foto tersebut menggambarkan situasi pada zaman orde baru maupun setelah memasuki zaman reformasi.

"Ada banyak foto, foto dari era sebelum soeharto jatuh dan ketika setelah Soeharto jatuh. setelah Soeharto jatuh di sini banyak kawan-kawan yang dalam visual ini melakukan aksi pada isu menolak rencana undang-undang PKB, kemudian isu menolak sidang istimewa dan lain sebagainya," ujar Mixil.

Mixil menekankan bahwa aktivis 98 memiliki slogan Mahasiswa sebagai gerakan moral. Maka dari itu, mereka tetap mengedepankan slogan tersebut sebagai kekuatan keempat dari sebuah pilar demokrasi.

"Kita tetap ya, kalo dulu kita punya slogan mahasiswa sebagai gerakan moral. Dari sekian banyak teman-teman juga bergerak di wilayah-wilayah kemanusiaan. Seperti yang saya sebutkan tadi sebagai kekuatan ke-4 dari sebuah pilar demokrasi," pungkasnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Nienda Farras Athifah)

Tag