UMKM. Foto: Medcom.id.
Jakarta: Sebagai perusahaan solusi makanan total yang hadir secara global, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menjadi bagian dari ASEAN Business and Investment Summit 2023 (ABIS) yang mengusung tema “ASEAN Centrality: Innovating to Greater Inklusivitas”.
Salah satu diskusi panel dalam ABIS adalah Envisioning ASEAN’s Economic Future: Trends, Transformations and Triumphs yang dimoderatori oleh Chief executive Asia House Michael Lawrence dan diikuti oleh CEO Grup Bakrie Anindya Bakrie, CEO Global Vinfast Le Thi Thu Thuy, Wakil Presiden Huawei Asia Pasifik Zhang Jun Zhang (Jun), Direktur Indofood Axton Salim sebagai dan Wakil Presiden Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Asia Pasifik Michaela Browning.
Axton Salim mengatakan tantangan utama bagi calon wirausaha sebagai peluang pertumbuhan adalah demografi di Asia dan kesenjangan yang ditimbulkan dalam inklusivitas keuangan, pertumbuhan UMKM, dan akses internet.
Dia mengatakan hanya 52 persen penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap rekening inklusi keuangan; secara komparatif rata-rata global adalah sekitar 74 persen. Tidak hanya itu, bisnis Mikro dan UKM terus berkembang. Terdapat 64,6 juta dunia usaha dengan 110 juta wirausaha dan pekerja, yang menyumbang 37 persen PDB Indonesia atau setara dengan USD2,5 miliar.
"Padahal, pinjaman untuk usaha UMKM berjumlah sekitar 19,9 persen dari total pinjaman. Di sisi lain, Indonesia memiliki 203 juta pengguna internet, 196 juta akses internet seluler, dan 94 persen penduduknya memiliki akses broadband; ini adalah pondasi yang cocok untuk pertumbuhan bank digital," jelas dia dalam keteranganya, Selasa, 5 September 2023.
Axton Salim melihat bagaimana bank melalui digitalisasi dapat membantu pasar unbanked. Melalui teknologi, pendaftaran dan pembukaan rekening menjadi mudah dan pemegang rekening dapat menyetor dan menarik uang melalui ribuan agen perbankan, toko kelontong, dan minimarket di seluruh Indonesia.
"Inilah hal-hal yang dapat kita lakukan dengan memanfaatkan teknologi digital dan membantu mereka yang tidak mempunyai rekening bank; tanpa teknologi kita tidak akan mampu menjangkau banyak orang.” jelas dia.
Platform tantangan digitalisasi
Acara ABIS mungkin menjadi platform yang sangat dibutuhkan negara-negara ASEAN untuk menghadapi tantangan-tantangan ini. Negara-negara dan dunia usaha ASEAN dapat bekerja sama dan berbagi praktik terbaik mengenai inklusivitas keuangan, kemitraan, kebijakan, dan komponen teknologi.
ABIS 2023 mempertemukan lebih dari 2.000 peserta dari 50 negara termasuk pejabat pemerintah, CEO, dan eksekutif senior yang mewakili perusahaan multinasional dan regional. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan akan menciptakan inovasi menuju inklusivitas yang lebih besar.